Daya Ikat Air (DIA)
Daya ikat air oleh protein daging dalam bahasa asing disebut sebagai Water Holding Capacity
(WHC), didefinisikan sebagai kemampuan daging untuk menahan airnya atau
air yang ditambahkan selama ada pengaruh kekuatan, misalnya pemotongan
daging, pemanasan, penggilingan, dan tekanan. Daging juga mempunyai
kemampuan untuk menyerap air secara spontan dari lingkungan yang
mengandung cairan (water absorption).
Daya ikat air oleh protein daging dalam bahasa asing disebut sebagai Water Holding Capacity
(WHC), didefinisikan sebagai kemampuan daging untuk menahan airnya atau
air yang ditambahkan selama ada pengaruh kekuatan, misalnya pemotongan
daging, pemanasan, penggilingan, dan tekanan. Daging juga mempunyai
kemampuan untuk menyerap air secara spontan dari lingkungan yang
mengandung cairan (water absorption).
Ada tiga bentuk ikatan air di dalam otot yakni air yang terikat secara
kimiawi oleh protein otot sebesar 4 – 5% sebagai lapisan monomolekuler
pertama, kedua air terikat agak lemah sebagai lapisan kedua dari molekul
air terhadap grup hidrofilik, sebesar kira-kira 4%, dimana lapisan
kedua ini akan terikat oleh protein bila tekanan uap air meningkat.
Ketiga dalah adalah lapisan molekul-molekul air bebas diantara molekul
protein, besarnya kira-kira 10%.
Denaturasi protein tidak akan mempengaruhi perubahan molekul pada air
terikat (lapisan pertama dan kedua), sedang air bebas yang berada
diantara molekul akan menurun pada saat protein daging mengalami
denaturasi (Wismer-Pedersen, 1971).
Ada beberapa cara pengukuran daya ikat air oleh protein (DIA) antara lain:
1. Metode
Hamm (1972); sampel daging seberat 0,3 g diletakkan diatas kertas
saring diantara dua plat baja tahan karat, kemudian dibebani seberat 35
kg selama 5 menit. Pada kertas saring akan terlihat suatu area yang
tertutup oleh sampel daging yang telah menjadi pipih, dan luas area
basah disekelilingnya. Kedua area tersebut ditandai atua digambar pada
kertas grafik atau kertas kalkir untuk memudahkan dalam menghitung luas
kedua area tersebut. Area basah diperoleh dengan dengan mengurangkan
area yang tertutup daging dari area total yang meliputi pula area basah
pada kertas saring. Kandungan air dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
mg H2O = area basah (cm2) - 8,0
0,0948
DIA juga dapat dihitung berdasarkan persentase antara area basah dari area total.
2. Bouton
dkk (1971) menghitung DIA dengan menggunakan modifikasi metoda
sentrifugasi Akroyd pada kecepatan tinggi. Sampel daging mentah atau
masak seberat 1,5 – 2,5 g disentrifugasi pada kecepatan 100.000 x G
(36.000 rpm) selama 60 menit pada suhu 0°C. Sampel dimasukkan kedalam
tabung sentrifuge polipropilena atau nitrit selulosa yang ditambahkan
air suling agar tabung tidak pecah. Setelah sentrifugasi, jus daging
dipisahkan dari residu daging. Residu daging dikeluarkan dari tabung
sentrifuge dan dikeringkan permukaannya dengan kertas isap tanpa tekanan
dan kemudian ditimbang kembali. Dengan demikian, cairan yang keluar
dari daging selama sentrifugasi dapat ditentukan. Total kadar cairan
daging mentah ditentukan dengan menghitung kehilangan berat setelah
pemanasan dalam oven pada suhu 100 – 105°C sampai berat konstan (selama
18 – 24 jam).
Penurunan DIA dapat diketahui dengan adanya eksudasi cairan yang disebut weep
pada daging mentah yang belum dibekukan atau drip pada daging mentah
beku yang disegarkan kembali atau kerut pada daging masak. Dimana
eksudasi tersebut berasal dari cairan dan lemak daging (Soeparno, 2005).
nice ijin share yah
ReplyDeletebpom bogor