Dua minggu genap saya tinggal di desa Jurangmnagu. Semalam suntuk aku memikirkan kegiatan yang satu ini (baca : KKN). Aku gelisah sekaligus menangis dalam batin. Kenapa aku harus selalu mengingat kata yang disampaikan bapak-bapak, ibu-ibu bahkan adek tetangga. Masyarakat bilang “ Mas Omet, KKN dulu tuh lebih cepet akrab dengan warga dibanding KKN tahun sekarang”.
Mata ini meneteskan air mata sembari mencoret tulisan kecil yang satu ini. Kenapa aku tidak bisa mengcounter dengan teori Gramschi yang dulu digembar-gemborkan di forum? Kenapa aku seorang anggota ormas tidak bisa mengajari teman kelompoknya menjadi kritis?
Mana ilmu politik yang diajari Zam-zam, ilmu hukum dan humanisme yang diajari Rizky Fajar, anarkisme yang pernah diajarkan Taqi, manajemen yang diajarkan pak Herli dan Arsyad Dalimunte, atau sosiologi yang pernah di tumpahkan Firdaus Putra. Mana perintah untuk kritis sosial yang diajarkan Ormas? Kemana ilmu-ilmu itu bersemayam? Hilang KAH?
Aku sangat iri. Aku sangat malu. Aku gagal dipertempuran kali ini. Aku bukan seorang panglima yang berani, tapi seorang pengecut hedonis (berfoya-foya). Aku benci dengan kata-kata “HEDONIS”, aku muak mendengarnya. Apakah kalian juga sama?
KKN aku sambut dengan hati yang lapang. Aku tidak takut akan kesengsaraan di desa. Lapar, sakit, sedih, ingat orang tua, suasana tidak nyaman bahkan. Itu semua sudah aku alami baik dengan orang tua ku di rumah juga aku pelajari di kampus. Saya tidak takut dengan lingkungan, yang saya takut adalah ketika saya tidak bisa menyentuh hati masyarakat.
Pada kenyataannya, hari ini aku telah mengingkar semua. Mengingkar pada ilmu. Dan ingkar pada pesan-pesan sahabatku di atas. Bukan pikiran kritis yang saya dapat. Tetapi pikiran mapan yang saya dapat. Pikiran hedonis yang saya dapat. Saya di desa bukan menjadi agen of change, justru menjadi mahasiswa apatis, mahasiswa hedonis. Ini lah kecacatan selama saya berkegiatan.
Semoga kegiatan ini ada hikmahnya. Saya meminta pada Tuhan agar ketika ada anak KKN Unsoed ke desa Jurang mangu sini, mereka bisa lebih aktif membantu masyarakat. Lebih agresif dan respon terhadap masyarakat. Lebih membantu masyarakat. Semoga.. aamiin.
aaminn, semoga para pembaca ini bisa mengambil semua isi yang disampaikan dari torehan yang indah ini, dan kelak para kkn desa jurangnangu bisa menjadi seperti yang diharapkan oleh warga setempat.
ReplyDeletesemangat mass brooh
huuuuaaa.hhhhaaa,,, ayo mana tulisanmu nji
Deleteseru banget bacanya
ReplyDeletejual selongsong sosis